Usiaku
17 tahun, namaku ana. Sudah sejak umur 12 tahun aku memasuki pesantren
AL-IKHLASH sudah 6 tahun berjalan aku tinggal di pesantren akan tetapi hal yang
paling ku suka di pesantren adalah seperti halnya canda tawa dengan teman
terdekat (hobi anak pesantren) tak peduli apa yang mereka jadikan topik (gosip)
apa lagi jika mereka cerita tentang santri putra, aduhhh serunya mintak ampun
(termasuk temanku yang lagi jatuh cinta) hehehehe….
sebelum 6 tahun berjalan (kelas 3 smp) aku slalu merasa rendah hati, lemah dan kurang percaya diri, akan tetapi semua itu mengajarkanku menjadi lebih baik setelah lulus smp .
Kini aku mulai mengerti akan sebuah arti tentang persaudaraan juga tentang kasih syangnya mereka sesama lain, pada saat itulah aku mulai menyayangi mereka yang berada jauh dariku. Aku terlahir dari seorang ibu juga dari seorang ayah yang penuh perjuangan, akan tetapi semua itu tak tersangka akan terjadi seperti ini, jauh, jenuh, sepi, rindu… Sakit rasanya terpisah dari saudaraku… Saat umurku 6 tahun aku pun juga jauh dari ibuku lagi… aku terlahir dari ibu yang meninggalkanku sejak aku lahir, akan tetapi ayahku masih bersama saudaraku (kakak laki”) aku merasa menjadi anak yang kurang baik buat orang tuaku yang sekarang. Bisa di sebut aku telah diadopsi beberapa kali karna telah pergi jauh bahkan tak terlihat sama sekali, jujur aku tak tahu nama ibuku bapakku, akan tetapi aku tahu mereka siapaku, saat ibu pergi…. Saat itulah aku telah di adopsi yang pertama kali, di adopsi oleh seorang ibu dan ayah yang masih utuh, akan tetapi mereka tak memiliki anak kecuali aku (satu”nya anak teradopsi).
setelah umurku 5 tahun kini aku akan merasakan akan sepinya dunia ini tanpa ibu lagi, sebelum aku tahu dia sakit tumor perut, aku selalu mengatakan bahwa aku akan memiliki dedek bayi (sebelumnya aku juga belum tahu dia bukan ibu kandungku) selalu dan selalu mngatakn seperti itu. Ambulan ruma sakit selalu mendatangi rumahku dan itu untuk ibu ku yang saat itu sedang sakit…
Setelah beberapa bulan lalu saat itulah aku tahu bahwa ibuku telah pergi lagi meninggalkanku, aku salu menanyakan pada sang ayah “yah kemana ibu sekarang kok blum pulang-pulang?” ayahku bersedih ketika aku menanyakan hal itu padanya, ayah menjawab dengan gugup dan sabar “ibu nanti akan pulang nak!” aku pun menyakannya lagi setelah malam tiba, sebelumnya ayahku tadi juga mengatakan “ibu mu masih mengaji bersama teman”nya di surga”.
sebelum 6 tahun berjalan (kelas 3 smp) aku slalu merasa rendah hati, lemah dan kurang percaya diri, akan tetapi semua itu mengajarkanku menjadi lebih baik setelah lulus smp .
Kini aku mulai mengerti akan sebuah arti tentang persaudaraan juga tentang kasih syangnya mereka sesama lain, pada saat itulah aku mulai menyayangi mereka yang berada jauh dariku. Aku terlahir dari seorang ibu juga dari seorang ayah yang penuh perjuangan, akan tetapi semua itu tak tersangka akan terjadi seperti ini, jauh, jenuh, sepi, rindu… Sakit rasanya terpisah dari saudaraku… Saat umurku 6 tahun aku pun juga jauh dari ibuku lagi… aku terlahir dari ibu yang meninggalkanku sejak aku lahir, akan tetapi ayahku masih bersama saudaraku (kakak laki”) aku merasa menjadi anak yang kurang baik buat orang tuaku yang sekarang. Bisa di sebut aku telah diadopsi beberapa kali karna telah pergi jauh bahkan tak terlihat sama sekali, jujur aku tak tahu nama ibuku bapakku, akan tetapi aku tahu mereka siapaku, saat ibu pergi…. Saat itulah aku telah di adopsi yang pertama kali, di adopsi oleh seorang ibu dan ayah yang masih utuh, akan tetapi mereka tak memiliki anak kecuali aku (satu”nya anak teradopsi).
setelah umurku 5 tahun kini aku akan merasakan akan sepinya dunia ini tanpa ibu lagi, sebelum aku tahu dia sakit tumor perut, aku selalu mengatakan bahwa aku akan memiliki dedek bayi (sebelumnya aku juga belum tahu dia bukan ibu kandungku) selalu dan selalu mngatakn seperti itu. Ambulan ruma sakit selalu mendatangi rumahku dan itu untuk ibu ku yang saat itu sedang sakit…
Setelah beberapa bulan lalu saat itulah aku tahu bahwa ibuku telah pergi lagi meninggalkanku, aku salu menanyakan pada sang ayah “yah kemana ibu sekarang kok blum pulang-pulang?” ayahku bersedih ketika aku menanyakan hal itu padanya, ayah menjawab dengan gugup dan sabar “ibu nanti akan pulang nak!” aku pun menyakannya lagi setelah malam tiba, sebelumnya ayahku tadi juga mengatakan “ibu mu masih mengaji bersama teman”nya di surga”.
Saat malam tiba, aku terbangun dari tidurku
yang selalu menanyakan ibu di mana dalam mimpi tidurku, dan itu membangunkanku
dalam tidur yang sedang menunggu ibu pulang. Aku bertanya kepada ayahku lagi
“yah!! Dimana ibu pergi.. sudah lewat jam 10 kok belum juga datang” (sambil
mengantuk) ayah pun menjawab hal yang sama “ibu mu belum pulang nak!!! Kemungkinan
besok pagi “ dan sampai akhirnya aku tertidur lagi. Setelah 2 tahun itu aku
mulai memasuki sekolah SD pada umur itu juga aku teradopsi lagi oleh orang tua
yang masih utuh akan tetapi sampai umur 16 tahun ini….. aku belum tahu jelas
bagaimana cerita hidupku. Aku selalu takut menanyakan bagaimana aku dan seperti
apa aku dulu hingga sekarang, aku tahu akan ada waktunya untukku bertanya
tentang hal itu.
Aku bersyukur telah terasuh oleh orang tua
yang masih mau merawatku dengan baik sampai saat ini hingga menjadi 6 tahun aku
telah di kirim ke pesantren itu hingga jadi aku yang seperi ini. Aku selalu merasa
iri dengan mereka yang telah di kunjung dengan orang tua mereka masing-masing,
yang terkadang air mata ini selau menetes ke pipiku, akan tetapi mereka
terkadang selalu merasa kekurangan atas harta (uang saku) mereka, terkadang
hatiku ingin menjerit menanngis sekeras mungkin. Beberapa hari telah berlalu
yang terkadang aku selalu melihat mereka yang di kunjung oleh orang tua mereka,
hatiku selalu berkata “subhanallah, betapa senangnya mereka yang selalu
tersayang oleh orang tua mereka sendiri” menatap mereka yang sedang dicium oleh
orang tua mereka, betapa irinya hatiku.
Suatu hari saat itulah aku sendiri yang
duduk di bangku sekolahku, tapi kenapa mereka selalu menggangguku dengan rasa
jenuhku, aku malas jika meraka mendekatiku. Di tengah-tengah lamunan ku dia
(ayin temanku) membuatku kaget lalu dia bertanya kepadaku “kenapa kamu?” aku
ingin menjerit rasanya seolah-olah bibirnya sok perhatian kepadaku padahal
tidak sama sekali, balasan dari perkataannya “aku hanya saja iri dengan mu yang
selalu merasa tersayang oleh orang tuamu, betapa syukurnya dirimu. Tapi kenapa
kamu selalu saja merasa kekurangan” dia juga menjawab perkataanku “kamu itu
kurang apa? Uang, maupun yang lain juga selalu ada. Kenapa justru kamu yang iri
kepadaku?” jawabanku sedikit merasa kesal “justru itu kasih sayang orang tua
lebih berhaga dari pada harta”. Dia pun menceritakan kepada teman-temannya
dengan asal ngomong. Saat itulah aku mendengar perkataaan yang tak seharusnya
keluar dari mulut ayin. Aku hanya bisa terdiam dan ingin menangis, seolah-olah
aku ingin mendekati teman laki-lakiku, ingin rasanya tangisanku tersandar olehnya.
Aku selalu ingin memberitahu tentangnya bahwa dia selalu merasa kekurangan dan
merasa iri pada orang lain. Jadilah santri yang bersyukur menerima apa adanya,
semua berharga bukan dari harta akan tetapi dari kasih sayang orang tua,
kuatkan hati tuk menjadi orang yang bisa berusaha dalam keadaan yang menjadi takdir.
Titik dari keberhasilan adalah pernah merasakan kegagalan, sebelum berhasil .
good story,, semangat !!
BalasHapusThanks :)
HapusStrong yha kawan
Hapussemangat di kembangno terus us
BalasHapusOk Ok..
HapusMudah2an kamu jadi orang sukses tataplah masa depanmu kawan
BalasHapusmenatap kebawah karena itu membuat kita mengerty akan segala kekurangan kita dan tetap berusaha,
Hapus